Di penghujung akhir tahun 2018, semesta menulis takdir kami di halaman yang sama di sebuah perguruan pencak silat Macan Putih, tempat yang dirintis oleh kakak saya, tempat pertama kami dipertemukan. Siapa yang menyangka, dari sekadar hobi yang serupa dan latihan silat yang biasa, tumbuh perlahan rasa nyaman yang tak pernah kami rencanakan begitu sederhana, tapi mengikat hati tanpa permisi.
Tanpa drama, tanpa banyak janji-janji manis, kami memilih saling mengenal perlahan. Membuka satu per satu lembaran diri masing-masing, mengurai masa lalu, dan merajut masa depan bersama. Hingga akhirnya, kami sepakat untuk memberi nama pada hubungan itu : cinta.
Tiga tahun pun berlalu. Akhir tahun 2021 menjadi titik ujian berikutnya. Deo harus pergi merantau, mengejar mimpi dan masa depan. Jarak pun hadir sebagai tamu tak diundang dalam kisah kami. Dan kami, dua pribadi dengan ego yang tinggi, diuji oleh rindu, prasangka, dan kesibukan yang menyita segalanya. Kala itu saya tenggelam dalam tumpukan tugas kuliah, sementara Deo berjuang meniti karier di tanah rantau.
Pikiran negatif, kesalahpahaman, dan ketidakmampuan menjaga perasaan akhirnya membawa kami pada satu keputusan yang tidak mudah. Pertengahan 2022, dengan berat hati, kami memutuskan untuk berjarak. Bukan karena cinta memudar, tapi karena kami ingin saling memberi ruang untuk tumbuh.Saya dengan pendidikan pascasarjana, Deo dengan perjuangannya di kota baru.

Namun waktu, seperti biasa, punya cara unik untuk membawa kembali apa yang layak diperjuangkan. Semesta mempertemukan kami kembali, di sebuah kota yang perlahan menghidupkan kembali percikan rasa itu.Cinta yang sempat kami bungkam kini menyala lebih hangat. Kami mulai lagi, bukan dari awal, tapi dari versi kami yang lebih dewasa, lebih kuat, dan lebih yakin.
Tawa, tangis, dan segala bentuk dukungan menyertai perjalanan kedua kami. Dan perlahan, kami menyadari: mungkin, memang beginilah cara semesta menunjukkan bahwa kami diciptakan untuk saling melengkapi.
Lalu, pada bulan Mei 2025, kami memutuskan untuk mengambil langkah lebih jauh. Sebuah lamaran sederhana, namun penuh makna menjadi tanda bahwa kami siap melangkah menuju satu tujuan yang sama : kehidupan bersama.
Alhamdulillah, dengan ridho Allah dan hati yang penuh rasa syukur, jika tak ada aral melintang, insyaallah pada bulan November 2025 ini, kami akan menunaikan janji suci. Di bawah cahaya bulan dan diiringi tepuk tangan penuh kebahagiaan, kami siap menulis bab baru dari kisah cinta ini sebuah ikatan pernikahan yang kami harap akan menjadi tempat tumbuhnya bahagia.
Semoga cinta ini terus tumbuh, bersemi dan bermekaran, seperti bunga yang selalu setia menyambut pagi meski hujan semalam masih tersisa.
Inilah kisah kami. Bukan yang paling sempurna, tapi yang paling kami syukuri. Kami bagikan kepada kalian semua dengan penuh cinta dan sukacita.